Sabtu, 22 September 2012

kelompok 2 reproduksi jamur


REPRODUKSI JAMUR






Disusun oleh :
1.            Arif Rahmadi Kusuma Yuda                (A.101.15.005)
2.            Esti Kartika                                           (A.101.15.016)
3.            Ika Suryaning M                                    (A.101.15.021)





REPRODUKSI JAMUR

Jamur yang sudah dewasa akan membentuk struktur–struktur untuk melakukan reproduksi agar spesiesnya menyebar dan tidak punah. Faktor lingkungan sangat menentukan struktur reproduksi yang akan dibentuk jamur.
            Sampai sekarang diketahui bahwa banyak spesies jamur yang hanya bereprduksi secara aseksual(faseanamorf). Akan tetapi perkembangan ilmu pengetahuan berhasil menemukan faseseksual (faseteleomorf) pada sejumlah jamur yang sebelumnya diketahui hanya bereproduksi secara aseksual,yaitu menghasilkan spora aseksual atau konidia.
A.  Reproduksi Seksual
Jamur filum Ascomycota dan Basidiomycota yang bereproduksi secara seksual menghasilkan karpus atau tubuh buah seksual yang didalamnya dihasilkan askus atau basidium yang menghasilkan spora seksual,yaitumasing–masing askospora atau basidiospora. Pada jamur tingkat rendah dari filum Zygomycota terbentuk zygospora dan dari filum Chytridioycota dihasilkan oospora dan antherozoid.

      Ada empat tipe karpus seksual yang diketahui, yaitu :
1.    Apothecium
      Umumnya berbentuk seperti cawan yang lebar, atau seperti cangkir atau seperti bola yang pada permukaannya terdapat bentuk cawan-cawankecil yang terbuka. Stroma pada bagian terbuka ini membawa askus-askus yang berdiri tegak menghadap lingkungan luar. Diantara askus-askus terdapat parafisa, yaitu hifa-hifa streil yang berfungsi menopang tegaknya askus untuk memudahkan pelepasan askospora, yang terdapat didalam askus tersebut keudara.Parafisa tersebut juga berfungsi menjaga lingkungan disekitar askus. Apotheium dapat langsung duduk pada hifa atau pada suatu tangkai pendek yang disebut stipe.Tekstur apothecium biasanya kenyal dan lembap.Ukuran apothecium ada yang dapat dilihat dengan kasat mata, tetapi ada juga yang mm besarnya. Warnanya ada yang putih, merah, jingga, merah hijau, coklat bahkan hitam. Apothecium mudah sekali ditemukan pada fungi ordoPezizales, Leotiales, danRhytismatales.

2.    Perithecium
      Merupakan karpus seksual yang banyak ditemukan pada Ascomycota dan berbentuk seperti labu dengan leher panjang yang pada ujungnya mempunyai lubang atau osteol. Pembentukan perithecium diawali dengan pembentukan suatu ascogonium yang berciri khas yaitu berbentuk seperti kumparan. Askus-askus terdapat pada stroma dibagian bawah perithecium yang sudah dewasa dan ditopang oleh hifa. Pada bagian leher perithecium sebelah dalam dekat osteol terdapat parafisa yang arahnya menghadap kedalam rongga perithecium, yang berfungsi mencegah keluarnya askus sebelum waktunya, menjaga kelembapan lingkungan, dan melindungi gangguan dari luar perithecium.
3.    Pseudothecium
      Karpus Ascomycota yang menghasilkan askusnya didalam rongga yang terbentuk didalam stromata. Rongga ini tidak dikelilingi oleh rongga yang jelas.Karpus ini bulat seperti perithecium yang tidak mempunyai leher, tetapi mempunyai osteol.
4.    Cleistothecium
      Karpus yang berbentuk bulat yang seluruhnya tertutup oleh hifa-hifa yang rapat mirip suatu dinding, yang disebut peridium. Yang didalamnya terdapat askus-askus yang berbentuk bulat, dan akan keluar apabila cleistothecium pecah karena keadaan lingkungan.

Pembentukan spora
a.    Pembentukan askospora
Askospora merupakan spora bersel satu yang terbentuk didalam kantung yang dinamakan askus. Berikut ini adalah proses pembentukan askospora :

Keterangan :
-   Ujung dua hifa yang kompatibel saling berdekatan.
-   Ujung hifa b akan membengkak (disebut ascogonium ), dari ujung hifa a (disebut anteredium ) akan keluar saluran trichogyne yang akan menghubungkan anteredium dan ascogonium .
-   Inti dari anteredium akan masuk kedalam ascogonium melalui trichogyne tersebut.





-   Inti a dan inti b akanbersama dalam ascogonium yang binukleus dan sekarang disebut ascus mother cell.
-   Berlangsung mitosis dari masing-masing inti.
-   Terjadi pembentukan septum sehingga anak inti berada dalam satu kompartemen

-   Terjadi kariogami antara inti dan menghasilkan nukleus diploid.
-   Nukleus yang diploid akan melakukan meiosis pertama dan dilanjutkan meiosis yang kedua menghasilkan askus dengan 4 inti.
-   Masing-masing inti melakukan mitosis menghasilkan 8 inti yang yeng kemudian memperoleh membrane masing-masing yang disebut askospora.
Misalnya : - Allesberia boydii
-   Golongan Ascomycetes

      Berikut ini adalah salah satu contoh perkembangbiakan pada golongan Ascomycetes.

      Reproduksi seksual dicirikan melalui pembentukan kantung askus yang berisi askospora dan terdapat di dalam tubuh buah askokarp. Sel vegetative atau hifa jamur ini bersifat heterokariot atau homokariot. Sel atau hifa yang bersesuaian, ascogonia dan anteridia akan bertemu dan melebur sehingga membentuk kantung askus beris izigot. Zigot mengalami meiosis dan diikuti dengan mitosis sehingga terbentuk 8 askospora atau kelipatannya



b.    Pembentukan basidiospora
Merupakan spora bersel satu yang terbentuk diatas struktur yang berbentuk gada yang dinamakan basisium. Berikut ini adalah proses pembentukan basidiospora :


Keterangan :
( A ) Hifa dikariotik
( C ) Kariogami
( D ) Sesudah meiosis dihasilkan 4 nukleus
( F ) Pembentukan sterigma
( I ) Basidium dengan 4 basidiospora
Misalnya :  golongan Basidiomycetes

      Reproduksi seksual dimulai dengan bertemunya 2 hifa homokariot yang bersesuaian melebur membentuk sel dikariotik. Sel dikariotik tersebut akan berkembang membentuk miselium sekunder yang memiliki inti heterokariot. Miselium sekunder berkembang membentuk tubuh buah (basidiokarp) sel berinti dikariot membelah secara mitosis sehingga membentuk basidium. Pada saatnya nanti, inti dikariotik akan melebur membentuk zigot berbentuk diploid. Selanjutnya inti dipoid mengalami proses meosis menjadi haploid yang terdapat dalam basidiospora.

c.    Pembentukan zigospora
Merupakan spora besar berdinding tebal, yang terbentuk dari ujung-ujung hifa yang serasi yang dinamakan gametangia.
Misalnya : - golongan phycomycetes
-   Genus Mucor
-   Genus Rhizopus






      Proses reproduksi seksual pada zygomycota dimulai dengan bertemunya hifa + danhifa- . Kedua hifa tersebut akan membentuk gametangia yang didalamnya mengandung banyak inti. Gametangia akan terpisah dari hifa melalui pembentukan septa. Sel gametangia akan melebur melalui plasmogami yang menyebabkan bersatunya plasma kedua gametangia. Peristiwa ini diikuti dengan peleburan inti-inti haploid yang bersesuaian (kariogami) sehingga terbentuk zigot berinti dipoid. Zigot akan membentuk zigospora di dalam suatu kantung yang disebut zigosporangium. Kantung tersebut dapat berisi zigospora lebih dari satu. Meiosis terjadi saat zigospora membentuk kecambah.
d.    Pembentukan oospore
      Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan gamet betina (oogonium) dan gamet jantan (anteridium), sehingga akan terjadi pembuahanan (oosfer) akan menghasilkan oospore.
      Misalnya : - Genus Absidia
-   Genus Basidiobolus


B.   Reproduksi Aseksual
      Reproduksi secara aseksual membentuk karpus yang didalamnya mengandung hifa-hifa fertil yang menghasilkan konidia. Tipe karpus aseksual yang diketahui adalah acervulus, pycnidium, sporodochium, dan synnema.
      Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, yaitu dengan cara sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa, penguncupan, yaitu dengan cara sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau pembentukan spora. Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam jumlah yang besar dengan melalui perantara angin atau air. Ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut :

a.    Konidiospora
           Merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa. Ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikro konidium ,sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokonidium .
.
b.    Sporangiospora

           Merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus. Ada dua macam sporangiospora yang tidak bergerak (nonmotil) disebut aplanospora dan sporangiospora yang dapat bergerak karena mempunyai flagela yang disebut zoospore
Contohnya : -Phycomycetes
                        -Rhinosporium sceberi
c.    Oidium / artrospora
           Merupakan spora bersel tunggal yang terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa (septasi), pada bekas septum dindingnya menebal, kadang-kadang membentuk bulatan sehingga bentuknya ada yang persegi dan ada pula yang lonjong.
Contohnya : Geotricbum candidum
                       Coccidioides immitis
d.    Klamidospora
           Merupakan spora bersel satu, berdinding tebal, dan sangat resisten terhadap keadaan yang buruk. Spora ini terbentuk dari sel-sel hifa yang somatic ( hifa yang pada tempat-tempat tertentu membesar, membundar dan dindingnya menebal ).
Contohnya : Clasdoporium werneckii
                        Histoplasma capsulatum
                        Candida albicans
                        Blastomyces dermatidis

e.    Blatospora
           Merupakan tunas/kuncup yang dibentuk pada sel-sel khamir, kemudian dilepaskan.
Contohnya :  Blastomycetes sp.
                        Cryptococcus neoformans
                        Sacharomyces









Daftar Pustaka




Tidak ada komentar:

Posting Komentar