REPRODUKSI
JAMUR
Disusun oleh :
1.
Arif Rahmadi Kusuma Yuda (A.101.15.005)
2.
Esti Kartika (A.101.15.016)
3.
Ika Suryaning M (A.101.15.021)
REPRODUKSI JAMUR
Jamur
yang sudah dewasa akan membentuk struktur–struktur untuk melakukan reproduksi
agar spesiesnya menyebar dan tidak punah. Faktor lingkungan sangat menentukan struktur
reproduksi yang akan dibentuk jamur.
Sampai sekarang diketahui bahwa banyak
spesies jamur yang hanya bereprduksi secara aseksual(faseanamorf). Akan tetapi perkembangan
ilmu pengetahuan berhasil menemukan faseseksual (faseteleomorf) pada sejumlah jamur
yang sebelumnya diketahui hanya bereproduksi secara aseksual,yaitu menghasilkan
spora aseksual atau konidia.
A. Reproduksi Seksual
Jamur filum Ascomycota dan Basidiomycota
yang bereproduksi secara seksual menghasilkan karpus atau tubuh buah seksual
yang didalamnya dihasilkan askus atau basidium yang menghasilkan spora seksual,yaitumasing–masing
askospora atau basidiospora. Pada jamur tingkat rendah dari filum Zygomycota terbentuk
zygospora dan dari filum Chytridioycota dihasilkan oospora dan antherozoid.
Ada empat tipe
karpus seksual yang diketahui, yaitu :
1.
Apothecium
Umumnya berbentuk seperti cawan yang
lebar, atau seperti cangkir atau seperti bola yang pada permukaannya terdapat bentuk
cawan-cawankecil yang terbuka. Stroma pada bagian terbuka ini membawa askus-askus
yang berdiri tegak menghadap lingkungan luar. Diantara askus-askus terdapat parafisa,
yaitu hifa-hifa streil yang berfungsi menopang tegaknya askus untuk memudahkan pelepasan
askospora, yang terdapat didalam askus tersebut keudara.Parafisa tersebut juga berfungsi
menjaga lingkungan disekitar askus. Apotheium dapat langsung duduk pada hifa atau
pada suatu tangkai pendek yang disebut stipe.Tekstur apothecium biasanya kenyal
dan lembap.Ukuran apothecium ada yang dapat dilihat dengan kasat mata, tetapi ada
juga yang mm besarnya. Warnanya ada yang putih, merah, jingga, merah hijau,
coklat bahkan hitam. Apothecium mudah sekali ditemukan pada fungi
ordoPezizales, Leotiales, danRhytismatales.
2.
Perithecium
Merupakan karpus seksual yang banyak ditemukan
pada Ascomycota dan berbentuk seperti labu dengan leher panjang yang pada ujungnya
mempunyai lubang atau osteol. Pembentukan perithecium diawali dengan pembentukan
suatu ascogonium yang berciri khas yaitu berbentuk seperti kumparan. Askus-askus
terdapat pada stroma dibagian bawah perithecium yang sudah dewasa dan ditopang oleh
hifa. Pada bagian leher perithecium sebelah dalam dekat osteol terdapat parafisa
yang arahnya menghadap kedalam rongga perithecium, yang berfungsi mencegah keluarnya
askus sebelum waktunya, menjaga kelembapan lingkungan, dan melindungi gangguan dari
luar perithecium.
3.
Pseudothecium
Karpus Ascomycota yang menghasilkan askusnya
didalam rongga yang terbentuk didalam stromata. Rongga ini tidak dikelilingi oleh
rongga yang jelas.Karpus ini bulat seperti perithecium yang tidak mempunyai leher,
tetapi mempunyai osteol.
4.
Cleistothecium
Karpus yang berbentuk bulat yang
seluruhnya tertutup oleh hifa-hifa yang rapat mirip suatu dinding, yang disebut
peridium. Yang didalamnya terdapat askus-askus yang berbentuk bulat, dan akan keluar
apabila cleistothecium pecah karena keadaan lingkungan.
Pembentukan spora
a.
Pembentukan askospora
Askospora
merupakan spora bersel satu yang terbentuk didalam kantung yang dinamakan askus.
Berikut ini adalah proses pembentukan askospora :
Keterangan
:
-
Ujung dua hifa yang kompatibel saling berdekatan.
-
Ujung hifa b akan membengkak (disebut ascogonium
), dari ujung hifa a (disebut anteredium ) akan keluar saluran trichogyne yang
akan menghubungkan anteredium dan ascogonium .
-
Inti dari anteredium akan masuk kedalam
ascogonium melalui trichogyne tersebut.
-
Inti a dan inti b akanbersama dalam
ascogonium yang binukleus dan sekarang disebut ascus mother cell.
-
Berlangsung mitosis dari masing-masing inti.
-
Terjadi pembentukan septum sehingga anak inti
berada dalam satu kompartemen
-
Terjadi kariogami antara inti dan menghasilkan
nukleus diploid.
-
Nukleus yang diploid akan melakukan meiosis
pertama dan dilanjutkan meiosis yang kedua menghasilkan askus dengan 4 inti.
-
Masing-masing inti melakukan mitosis
menghasilkan 8 inti yang yeng kemudian memperoleh membrane masing-masing yang
disebut askospora.
Misalnya
: - Allesberia boydii
-
Golongan Ascomycetes
Berikut ini adalah
salah satu contoh perkembangbiakan pada golongan Ascomycetes.
Reproduksi seksual
dicirikan melalui pembentukan kantung askus yang berisi askospora dan terdapat
di dalam tubuh buah askokarp. Sel vegetative atau hifa jamur ini bersifat heterokariot
atau homokariot. Sel atau hifa yang bersesuaian, ascogonia dan anteridia akan bertemu
dan melebur sehingga membentuk kantung askus beris izigot. Zigot mengalami
meiosis dan diikuti dengan mitosis sehingga terbentuk 8 askospora atau kelipatannya
b.
Pembentukan basidiospora
Merupakan
spora bersel satu yang terbentuk diatas struktur yang berbentuk gada yang
dinamakan basisium. Berikut ini adalah proses pembentukan basidiospora :
Keterangan :
( A ) Hifa dikariotik
( C ) Kariogami
( D ) Sesudah meiosis dihasilkan 4 nukleus
( F ) Pembentukan sterigma
( I ) Basidium dengan 4 basidiospora
Misalnya : golongan
Basidiomycetes
Reproduksi seksual
dimulai dengan bertemunya 2 hifa homokariot yang bersesuaian melebur membentuk sel
dikariotik. Sel dikariotik tersebut akan berkembang membentuk miselium sekunder
yang memiliki inti heterokariot. Miselium sekunder berkembang membentuk tubuh buah
(basidiokarp) sel berinti dikariot membelah secara mitosis sehingga membentuk basidium.
Pada saatnya nanti, inti dikariotik akan melebur membentuk zigot berbentuk
diploid. Selanjutnya inti dipoid mengalami proses meosis menjadi haploid yang
terdapat dalam basidiospora.
c.
Pembentukan zigospora
Merupakan
spora besar berdinding tebal, yang terbentuk dari ujung-ujung hifa yang serasi
yang dinamakan gametangia.
Misalnya
: - golongan phycomycetes
-
Genus Mucor
-
Genus Rhizopus
Proses reproduksi seksual pada zygomycota dimulai
dengan bertemunya hifa + danhifa- . Kedua hifa tersebut akan membentuk gametangia
yang didalamnya mengandung banyak inti. Gametangia akan terpisah dari hifa melalui
pembentukan septa. Sel gametangia akan melebur melalui plasmogami yang
menyebabkan bersatunya plasma kedua gametangia. Peristiwa ini diikuti dengan peleburan
inti-inti haploid yang bersesuaian (kariogami) sehingga terbentuk zigot berinti
dipoid. Zigot akan membentuk zigospora di dalam suatu kantung yang disebut zigosporangium.
Kantung tersebut dapat berisi zigospora lebih dari satu. Meiosis terjadi saat zigospora
membentuk kecambah.
d.
Pembentukan oospore
Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan
gamet betina (oogonium) dan gamet jantan (anteridium), sehingga akan terjadi pembuahanan
(oosfer) akan menghasilkan oospore.
Misalnya : - Genus Absidia
-
Genus Basidiobolus
B. Reproduksi Aseksual
Reproduksi secara aseksual membentuk karpus
yang didalamnya mengandung hifa-hifa fertil yang menghasilkan konidia. Tipe karpus
aseksual yang diketahui adalah acervulus, pycnidium, sporodochium, dan synnema.
Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan,
yaitu dengan cara sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa,
penguncupan, yaitu dengan cara sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel
inangnya atau pembentukan spora. Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan
speciesnya dalam jumlah yang besar dengan melalui perantara angin atau air. Ada
beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut :
a.
Konidiospora
Merupakan konidium yang terbentuk di
ujung atau di sisi hifa. Ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikro
konidium ,sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokonidium
.
.
b.
Sporangiospora
Merupakan spora bersel satu yang
terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus. Ada
dua macam sporangiospora yang tidak bergerak (nonmotil) disebut aplanospora dan
sporangiospora yang dapat bergerak karena mempunyai flagela yang disebut zoospore
Contohnya
: -Phycomycetes
-Rhinosporium
sceberi
c.
Oidium / artrospora
Merupakan spora bersel tunggal yang
terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa (septasi), pada bekas septum
dindingnya menebal, kadang-kadang membentuk bulatan sehingga bentuknya ada yang
persegi dan ada pula yang lonjong.
Contohnya
: Geotricbum candidum
Coccidioides immitis
d.
Klamidospora
Merupakan spora bersel satu,
berdinding tebal, dan sangat resisten terhadap keadaan yang buruk. Spora ini terbentuk
dari sel-sel hifa yang somatic ( hifa yang pada tempat-tempat tertentu membesar,
membundar dan dindingnya menebal ).
Contohnya
: Clasdoporium werneckii
Histoplasma capsulatum
Candida albicans
Blastomyces dermatidis
e.
Blatospora
Merupakan tunas/kuncup yang dibentuk pada
sel-sel khamir, kemudian dilepaskan.
Contohnya
: Blastomycetes
sp.
Cryptococcus neoformans
Sacharomyces
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar